Surabaya || faktaperistiwanews.co – Guna menindaklanjuti perihal laporannya semenjak 14 hari lalu perihal kosmetik LC Beauty yang sudah jelas tidak terdaftar di BPOM, kali ini Kepala Departemen Perlindungan Konsumen AMI, Hasan Faunzuri, SH. menanyakan perkembangan terbaru atas laporan yang telah dilakukannya.
Hal tersebut berdasarkan adanya sedikit kejanggalan atas laporannya tersebut. Pasalnya, usai satu Minggu lalu Kepala Departemen Perlindungan Konsumen Aliansi Madura Indonesia (AMI) pasca membuat laporan, lalu dirinya mengantarkan bahkan secara langsung menunjukkan dimana Gudang dan Pabrik LC Beauty yang berada di Lamongan.
Namun dirinya sedikit kecewa, lantaran petugas dari BPOM Surabaya hanya ingin mengetahui titik koordinat dan tidak berani melakukan inspeksi ataupun sidak ditempat.
Bahkan selang seminggu usai dirinya mengantarkan kedua petugas BPOM ke Lamongan, kedua petugas tersebut terkesan enggan menanggapi chat maupun telepon dari Kepala Departemen Perlindungan Konsumen Aliansi Madura Indonesia.
“Maka itu kami ingin menanyakan sudah ada kabar apa, apakah sudah dilakukan tindakan dari BPOM, kan saya wajib bertanya saya adalah pelapor, bahkan kedua petugas yang saya antar saat ini sudah sangat sulit dihubungi, berbeda sekali saat sebelum kami antar ke Lamongan, wajar donk saya bertanya,” urai Hasan Faunzuri, SH. di depan meja pengaduan (30/11).
Namun pertanyaan dari Hasan Faunzuri, SH. bukannya mendapatkan jawaban, malah disuruh membuat laporan baru aja, agar datanya diulang kembali.
“Jadi untuk prosedur, silahkan isi form, biar kita teruskan, kemudian untuk hasil penyelidikan itu sifatnya rahasia, tidak boleh ada yang tahu,” tandas petugas BPOM yang diketahui bernama Yuli.
Tentunya mendapatkan pernyataan seperti itu yang mencerminkan tidak adanya Transparansi dalam keterbukaan publik, Aliansi Madura Indonesia akan memilih jalan menyuarakan ketidakpastian kinerja BPOM Surabaya dengan turun aksi.(red)
