Warga Sungai Suhaid Tegaskan: Keruhnya Air Sungai Bukan Akibat PETI — Dukung Langkah Pemerintah dan Dorong Program SANIMAS untuk Air Bersih

587

Suhaid, Kapuas Hulu || faktaperistiwanews.co – 10 Oktober 2025, Masyarakat pesisir Sungai Batang Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, menegaskan bahwa keruhnya air sungai bukan disebabkan oleh aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) seperti yang diberitakan sejumlah media.
Warga menyebut perubahan warna air sungai merupakan fenomena alamiah yang terjadi setiap musim hujan, ketika aliran air dari hulu membawa endapan lumpur secara alami.

“Air Sungai Suhaid memang berubah warna saat hujan deras, tapi itu hal biasa. Tidak ada pencemaran bahan kimia atau dampak berbahaya seperti yang diberitakan. Kami tetap mandi, mencuci, dan menggunakan air sungai seperti biasa,” ujar salah satu tokoh masyarakat Suhaid.

Tambak Ikan Tetap Produktif, Aktivitas Warga Normal

Kondisi lapangan membuktikan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat Suhaid berjalan normal.
Tambak ikan air tawar dan kolam arwana milik warga tetap produktif — bahkan hasil panen masih stabil seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Kalau sungai benar-benar tercemar, tentu tambak ikan kami mati. Tapi kenyataannya ikan tetap hidup dan berkembang biak dengan baik. Itu bukti air sungai tidak mengandung bahan berbahaya,” ungkap seorang pembudidaya ikan Suhaid.

Warga menyayangkan pemberitaan yang tidak melakukan konfirmasi langsung ke masyarakat, sehingga menimbulkan kesan keliru seolah wilayah Suhaid sedang mengalami pencemaran parah.

“Kami ingin klarifikasi agar masyarakat luas tahu kondisi sebenarnya. Kami hidup tenang, sungai masih bersih, dan masyarakat tetap bekerja seperti biasa,” tambahnya.

Dukung Pemerintah dalam Penataan Aktivitas Masyarakat

Masyarakat Suhaid menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan Forkopimkab Kapuas Hulu dalam menata aktivitas ekonomi di sekitar sungai, termasuk kegiatan pertambangan rakyat.
Warga berharap pendekatan pemerintah dilakukan dengan pembinaan dan pendampingan, bukan penindakan yang menyudutkan masyarakat kecil di pedalaman.

“Kami percaya pemerintah punya niat baik. Yang penting masyarakat diberi pembinaan dan diarahkan agar bisa bekerja tertib serta menjaga lingkungan,” ujar tokoh pemuda Suhaid.

Masyarakat juga menegaskan bahwa penataan dan legalisasi kegiatan ekonomi rakyat harus berbasis dialog, data lapangan, dan pendekatan kemanusiaan, bukan asumsi atau pemberitaan sepihak yang dapat menimbulkan keresahan sosial.

Seruan untuk Realisasi Program SANIMAS: Akses Air Bersih dan Lingkungan Sehat

Selain klarifikasi soal isu pencemaran, warga Sungai Suhaid mendorong percepatan realisasi program SANIMAS (Sanitasi Berbasis Masyarakat) dari Kementerian PUPR di wilayah mereka.
Program ini dianggap sangat penting untuk menjamin akses air bersih, sanitasi sehat, dan pengelolaan limbah rumah tangga secara ramah lingkungan.

“Kami sangat berharap agar program SANIMAS segera dijalankan di Suhaid. Warga membutuhkan air bersih dan sanitasi yang baik. Program ini akan menjaga sungai tetap lestari,” kata perwakilan perempuan Suhaid.

Warga menyatakan siap berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan SANIMAS, mulai dari penyediaan lahan, gotong royong, hingga perawatan fasilitas secara mandiri.
Dengan adanya program ini, kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem sungai.

“Wilayah bantaran Sungai Suhaid cukup padat penduduk, dan limbah rumah tangga perlu perhatian serius dari pemerintah kabupaten maupun provinsi,” ujar salah satu anggota tim investigasi lapangan.

Ajakan kepada Media: Berita Harus Berdasarkan Fakta Lapangan

Masyarakat Suhaid mengimbau media massa agar lebih berhati-hati dalam mempublikasikan berita lingkungan dan sosial pedesaan.
Setiap informasi harus berdasarkan data faktual dan konfirmasi langsung ke warga, bukan sekadar asumsi atau pernyataan sepihak.

“Kami tidak menolak media menulis, tapi kami minta keadilan informasi. Wartawan sebaiknya datang langsung, lihat kondisi sungai, bicara dengan warga. Jangan hanya menulis berdasarkan dugaan,” tegas tokoh adat Suhaid.

Warga berharap media dapat menjadi mitra pembangunan yang menyuarakan kebenaran, bukan menambah kebingungan publik melalui berita yang belum terverifikasi.

Komitmen Bersama: Menjaga Alam, Menjaga Kehidupan

Masyarakat Sungai Suhaid menutup pernyataan ini dengan komitmen menjaga kelestarian alam dan sungai yang telah menjadi sumber kehidupan turun-temurun.
Bagi warga, menjaga sungai berarti menjaga masa depan generasi berikutnya.

“Sungai adalah kehidupan kami. Kami ingin sungai tetap bersih, ikan tetap hidup, dan masyarakat bekerja dengan damai. Kami berharap pemerintah hadir bersama kami, bukan menilai dari jauh,” tutup perwakilan masyarakat Suhaid.

Warga percaya, melalui kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, semua persoalan dapat diselesaikan secara bijak — tanpa menyalahkan, tanpa menuding, melainkan dengan solusi nyata demi kesejahteraan bersama.

Tim: Investigasi Lapangan Sungai Suhaid/m.supandi.