Tren Ketenagakerjaan dan Pasar Kerja Nasional dan Internasional Oleh : Dede Farhan Aulawi

495

Bandung || faktaperistiwanews.co – Ketenagakerjaan dan pasar kerja merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Dinamika ekonomi global, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial dan demografis telah mendorong terjadinya transformasi besar dalam dunia kerja, baik di tingkat nasional maupun internasional. Pemahaman terhadap tren ketenagakerjaan menjadi hal yang krusial untuk memastikan keselarasan antara kebutuhan pasar kerja dengan kompetensi tenaga kerja yang tersedia.

Di Indonesia, pasar kerja mengalami perubahan signifikan dalam satu dekade terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang stabil, meskipun menghadapi tantangan global, telah membuka lapangan kerja baru, terutama di sektor jasa, industri kreatif, dan teknologi digital.
Transformasi digital mendorong munculnya berbagai profesi baru seperti analis data, pengembang aplikasi, dan digital marketer. Namun, di sisi lain, beberapa pekerjaan tradisional mulai berkurang akibat otomatisasi dan penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Selain itu, terdapat peningkatan tren gig economy atau ekonomi lepas di mana pekerja lebih memilih pekerjaan fleksibel berbasis proyek daripada pekerjaan tetap. Pemerintah Indonesia pun berupaya menyesuaikan kebijakan ketenagakerjaan melalui program pelatihan vokasi, sertifikasi kompetensi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar sesuai dengan kebutuhan industri.

Secara global, pasar kerja juga menunjukkan pergeseran besar menuju ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman telah menempatkan inovasi dan teknologi sebagai tulang punggung produktivitas tenaga kerja.
Pandemi COVID-19 yang terjadi beberapa tahun lalu mempercepat adopsi kerja jarak jauh (remote working) dan kolaborasi digital lintas negara. Kini, batas geografis dalam pekerjaan semakin kabur, memungkinkan tenaga kerja dari negara berkembang berkompetisi di pasar internasional.

Namun demikian, ketimpangan digital masih menjadi tantangan utama. Negara berkembang menghadapi kesenjangan dalam akses pendidikan, teknologi, dan infrastruktur yang membuat tenaga kerja mereka kurang kompetitif dibandingkan tenaga kerja global. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan berbasis teknologi dan peningkatan literasi digital menjadi keharusan.

Perubahan tren ketenagakerjaan membawa dampak ganda. Di satu sisi, teknologi membuka peluang besar bagi inovasi dan efisiensi. Di sisi lain, muncul tantangan berupa mismatch antara keterampilan pekerja dengan kebutuhan pasar. Tingkat pengangguran terdidik meningkat karena ketidaksesuaian kompetensi, sementara sektor-sektor baru masih kekurangan tenaga ahli.
Selain itu, globalisasi juga memunculkan persaingan yang lebih ketat, tidak hanya antarindividu tetapi juga antarnegara. Kualitas SDM, etos kerja, dan kemampuan beradaptasi menjadi faktor kunci untuk bertahan dalam pasar kerja yang semakin dinamis.

Dengan demikian, tren ketenagakerjaan nasional dan internasional menunjukkan arah yang sama menuju digitalisasi, fleksibilitas, dan peningkatan kompetensi berbasis teknologi. Untuk menghadapi perubahan ini, Indonesia perlu memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan industri global. Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan menjadi kunci dalam membangun tenaga kerja yang kompetitif, adaptif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.(Red)