Satu Tahun Pencapaian Asta Cita, Fondasi Menuju Indonesia Maju dan Berkeadilan Oleh : Dede Farhan Aulawi
Bandung || faktaperistiwanews.co – Satu tahun pelaksanaan Asta Cita menjadi momentum penting untuk menilai arah dan capaian pembangunan nasional di bawah pemerintahan baru. Asta Cita, delapan agenda prioritas yang menjadi panduan kebijakan negara dirancang sebagai peta jalan menuju Indonesia yang lebih adil, makmur, dan berdaulat. Setelah setahun berjalan, sejumlah capaian awal mulai terlihat, meskipun berbagai tantangan strategis juga masih membayangi.
Secara umum, Asta Cita menitikberatkan pada delapan bidang utama, yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia, pemerataan ekonomi, transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, reformasi hukum dan birokrasi, penguatan pertahanan dan keamanan, kemandirian pangan dan energi, serta diplomasi aktif di kancah global. Delapan arah kebijakan ini menjadi kompas untuk menjawab tantangan masa depan bangsa yang semakin kompleks.
Dari sisi pembangunan manusia, pemerintah berhasil memperluas akses pendidikan dan layanan kesehatan. Program makan bergizi gratis bagi pelajar dan bantuan pendidikan vokasi berbasis industri mulai menunjukkan dampak positif terhadap kualitas sumber daya manusia. Di bidang ekonomi, transformasi hilirisasi mineral dan penguatan UMKM berbasis digital menjadi motor penggerak ekonomi nasional, memperluas lapangan kerja, serta memperkuat ketahanan ekonomi domestik.
Dalam reformasi hukum dan birokrasi, upaya pemberantasan korupsi dan peningkatan transparansi melalui digitalisasi layanan publik mulai menunjukkan hasil. Namun, tantangan dalam penegakan hukum yang adil dan konsisten masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Di bidang pertahanan dan keamanan, penguatan industri pertahanan dalam negeri dan kesiapan menghadapi ancaman siber menjadi langkah maju yang signifikan menuju kemandirian alutsista nasional.
Sementara itu, dalam konteks pembangunan berkelanjutan, program transisi energi menuju energi hijau dan peningkatan ketahanan pangan menunjukkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan kedaulatan sumber daya alam. Di ranah diplomasi internasional, Indonesia berhasil memperkuat posisinya sebagai pemain penting dalam kerja sama global, baik di bidang perdagangan, keamanan, maupun perubahan iklim.
Namun demikian, capaian satu tahun ini belum dapat dijadikan ukuran final. Banyak agenda besar yang masih memerlukan konsistensi, pengawasan, dan partisipasi aktif masyarakat. Tantangan seperti kesenjangan sosial, stabilitas politik, dan ketahanan ekonomi global menuntut sinergi lintas sektor agar Asta Cita benar-benar menjadi cita bersama bangsa, bukan sekadar slogan politik.
Menutup tahun pertama implementasi Asta Cita, kita patut mengapresiasi langkah-langkah awal yang telah dilakukan. Namun lebih dari itu, refleksi atas kekurangan dan evaluasi yang jujur menjadi kunci agar delapan cita luhur tersebut tidak berhenti di atas kertas, melainkan terwujud dalam kehidupan nyata rakyat Indonesia.
Dengan semangat gotong royong dan komitmen kebangsaan, Asta Cita diharapkan menjadi pondasi kuat menuju Indonesia Emas 2045.(Red)
