SURABAYA || faktaperistiwanews.co – Runtutan permusyawaratan yang direncanakan di lingkungan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Dr Soetomo telah tuntas terealisasikan. Melewati permusyawaratan dari Muktamar, Musyawarah Wilayah (Muswil), Musyawarah Daerah (Musda), Musyawarah Cabang (Muscab), hingga akhirnya terselenggara Musyawarah Ranting (Musran) Muhammadiyah Dr Soetomo di Masjid Khalid bin Walid Jalan Kupang Panjaan IV Surabaya, Ahad (8/9) pagi.
Proses dan Mekanisme Musran
Musran dihadiri 24 orang audiens. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan ditetapkannya 11 orang calon pimpinan, penetapan 20 orang peserta pemilik hak suara, serta penyampaian tata tertib dan persiapan teknis pemilihan.
Acara sempat tertunda sejenak dan diskorsing 10 menit untuk persiapan teknis pemilihan. Setelah skorsing dicabut, sesi pemilihan langsung dimulai.
Dua puluh orang peserta Musran berhak memilih 5 nama yang akan menjadi pimpinan atau pengurus harian. Adapun 11 nama calon pimpinan yang bisa dipilih, diantaranya Asnar, Supri, Alfaraby Rosyidi (disapa Hamam), Ayub, Arifin, Nanang, Putut, Sugeng, Sucipto, Aswin, dan Waras.
Pemungutan suara dilakukan dengan manual, menulis nama 5 orang untuk dipilih menjadi pimpinan di secarik kertas. Begitu pula penyampaian hasil pemungutan suara, dibacakan dan ditulis secara langsung di sebuah papan tulis di hadapan peserta.
Setelah melalui proses pemilihan, akhirnya 5 orang pimpinan terpilih. Lima orang tersebut, diantaranya Arifin (19 suara), Nanang (14 suara), Sucipto (14 suara), Supri (13 suara), dan Hamam (10 suara).
Begitu terpilih, lima orang tersebut langsung menyusun struktural secara lengkap didalam rapat formatur. Hasilnya, terbentuklah susunan Arifin (ketua), Nanang dan Sucipto (wakil ketua), Hamam (sekretaris), Supri (bendahara).
Kaderisasi di Basis Akar Rumput
Ketika masuk sesi penutupan, Ketua PRM Dr Soetomo terpilih Arifin dalam sambutannya berkeinginan agar adanya sinergi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM). “Kami menilai sinergitas itu penting dalam membangun SDM yang utuh, yang berkualitas dalam menghadapi tantangan zaman”, ungkapnya.
Ia tak hanya ingin kaderisasi sebatas rekrutmen dan mengadakan acara semata. “Kita mengkader itu mengajak, lalu diberikan pembekalan terhadap potensi yang mereka miliki dan mengembangkannya dalam kehidupan bermasyarakat, bukan hanya bikin acara di momen tertentu”, tegasnya.
Ranting merupakan institusi terbawah dalam persyarikatan yang bersentuhan langsung dengan realitas sosial. Berbagai problematika masyarakat dirasakan dan dihadapi untuk diberikan penyelesaian.
Arifin merasa perlu difasilitasi pimpinan diatasnya agar potensi kader terasah. “Ranting jadi salah satu ujung tombak kaderisasi, tetapi kami tak bisa gerak sendiri. Kami butuh PCM dan PDM turun memberikan perhatian dan fasilitas untuk kader dibawah sini”, ujarnya.
Kemudian, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tegalsari Sofyan Affandi Yusuf memberikan tanggapan dalam sambutannya. Ia menyambut positif masukan dari pimpinan yang dibawahinya.
“Kami ucapkan selamat dan terima kasih buat masukannya, kita semua berharap sinergi bisa terjalin di keluarga besar PCM Tegalsari”, ucap pria yang biasa disapa Fafan ini.
Ia berharap dari lima ranting yang dibawahinya bisa saling bersinergi. PRM yang ada di lingkungan cabang Tegalsari, diantaranya Dr Sutomo, Tegalsari, Wonorejo, Kedung Doro, dan Keputran.
“Kita berharap agar lima ranting yang ada bisa saling bahu membahu membantu satu sama lain, kami di PCM akan memfasilitasi apa yang dibutuhkan dan diinginkan”, ujarnya.
Pada akhirnya, gerakan yang dilakukan ditujukan untuk kemajuan umat. “Semua yang kita lakukan melalui Muhammadiyah ini harus selalu lebih maju dan berkembang dimana ujungnya kita berikan manfaat bagi kemajuan umat”, pungkasnya.(red)
