Marga Taufik Beri Pengarahan Strategis Wujudkan Swasembada Pangan dan Sosialisasi Pembangunan Sentra Penggilingan Padi di Kabupaten Luwu

588

Belopa || faktaperistiwanews.co – Upaya mewujudkan swasembada pangan nasional terus dikuatkan, salah satunya melalui kolaborasi antara Perum BULOG dengan pemerintah daerah. Hal ini menjadi fokus utama dalam kegiatan pengarahan dan sosialisasi yang dilakukan oleh Mayjen (Purn) Dr. Marga Taufik, Wakil Direktur Utama Perum BULOG, kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Luwu, yang digelar pada Kamis (9/10/2025) di Aula Andi Kambo Kantor Bupati Luwu.

Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Luwu, H. Patahudding, Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu, Pimpinan dan anggota DPRD Luwu, unsur Forkopimda, kepala OPD, Camat, Lurah, Kepala Desa, kelompok tani, tokoh masyarakat, serta sejumlah mitra BULOG.

Dalam sambutannya, Bupati Luwu, Patahudding menyampaikan ucapan selamat datang kepada Wakil Direktur Utama Perum BULOG bersama rombongan.

“Atas nama Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat Kabupaten Luwu, saya menyampaikan ucapan selamat datang di Bumi Sawerigading kepada Bapak Wadirut beserta jajaran”, kata. Patahudding.

Ia berharap kunjungan Wadirut Perum BULOG ini bisa membawa kabar gembira bagi masyarakat Kabupaten Luwu.

“Mudah-mudahan, dalam waktu dekat, dilokasi yang telah kami siapkan dapat segera dilakukan pembangunan Sentra Penggilingan Padi (SPP) melalui kerja sama dengan Perum BULOG”, harapnya.

Patahudding juga menyampaikan bahwa hari ini bukan hanya sekedar silaturahmi, namun juga merupakan bagian dari sinergi strategis dalam mendukung program pembangunan nasional, khususnya di bidang ketahanan dan kedaulatan pangan. Dalam kerangka ini, Pemerintah Kabupaten Luwu berkomitmen untuk terus mendorong program-program yang sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat.

“Kami menyambut baik berbagai inisiatif dan arahan khususnya dalam upaya mewujudkan sistem logistik pangan dan penguatan SPP di Kabupaten Luwu. Kami percaya, pembangunan SPP ini akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan nilai tambah hasil pertanian masyarakat Luwu”, ucap Patahudding.

Ia mengakui, selama ini, Kabupaten Luwu dikenal sebagai produsen gabah yang cukup besar di Sulawesi Selatan. Namun demikian, belum mampu menjadi produsen beras.

“Harapan kami, dengan hadirnya SPP, Kabupaten Luwu tidak hanya dikenal sebagai lumbung pangan, tetapi juga sebagai produsen beras utama di Sulawesi Selatan”, lanjutnya.

Oleh karena itu, Bupati mengajak seluruh jajaran Pemerintah Daerah, terutama dinas-dinas terkait, para camat, lurah, dan kepala desa untuk menyambut program ini dengan semangat kolaborasi dan sinergi.

“Mari kita jadikan Luwu sebagai kabupaten yang mandiri dan berdaulat pangan”, tutupnya.

Sementara itu, Wadirut Perum BULOG, Marga Taufik dalam arahannya menyampaikan beberapa hal terutama terkait dengan upaya membangun ketahanan pangan dan penguatan infrastruktur nasional, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.

“Beberapa waktu lalu, kami menerima kunjungan dari Bupati dan Wakil Bupati Luwu di Kantor BULOG. Kunjungan ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian kunjungan kepala daerah dari berbagai wilayah di Indonesia yang memiliki komitmen untuk mendorong pembangunan gudang dan sentra penggilingan padi (SPP) di daerah masing-masing”, jelas Marga Taufik.

Ia mengungkapkan bahwa Pj. Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, pernah menyampaikan bahwa wilayah Sulawesi Selatan dan Barat merupakan salah satu sentra produksi padi terbesar di luar Pulau Jawa.

“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan penguatan hilirisasi produksi pertanian, khususnya melalui pembangunan unit-unit produksi seperti SPP. Dari hasil pemetaan yang kami lakukan, ternyata wilayah Luwu termasuk dalam wilayah yang sangat potensial namun masih kekurangan unit penggilingan padi modern”, ungkapnya.

Secara lebih rinci, Luwu Raya—yang meliputi Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur—berkontribusi sebesar 677 ribu ton gabah, atau setara 423 ribu ton beras. Namun, Marga menyoroti bahwa sebagian besar produksi tersebut tidak tinggal di Luwu, melainkan keluar daerah karena keterbatasan sarana pengolahan dan penyimpanan.

“Tugas BULOG di wilayah Luwu dari total produksi itu sebenarnya hanya sekitar 64 ribu ton. Kenapa kecil? Karena kita belum mampu menampung lebih. Dryer atau pengering gabah belum cukup, jadi gabahnya dibawa ke luar daerah,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, BULOG akan membangun fasilitas pengolahan dan penyimpanan gabah modern datas lahan seluas 5 hektar yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Luwu. Proyek tersebut antara lain meliputi:

  • Dryer berkapasitas 120 ton per batch
  • Rice Milling Unit (RMU) dengan kapasitas 6–7 ton per jam
  • Silo silinder berjumlah 3 unit dengan kapasitas masing-masing 2.000 ton dan
  • Gudang penyimpanan dengan kapasitas 1.000 ton.

“Kami berharap jika hasil produksi semakin baik, kapasitas ini bisa ditingkatkan. Bahkan idealnya, lahan pengembangan bisa mencapai hingga 8 hektare. Tapi untuk saat ini, kita sesuaikan dulu dengan lahan yang disediakan pemda,” tambah Marga.

Marga mengungkapkan bahwa proses hibah lahan dari pemerintah Kabupaten Luwu kepada BULOG telah mendapatkan persetujuan DPRD.

“Persetujuan dari DPRD sudah turun. Ini menandakan bahwa Pemerintah Kabupaten Luwu sangat serius dalam mendukung ketahanan pangan,” ujarnya.

Dengan dasar itulah, ia merasa perlu segera hadir di Luwu untuk menindaklanjuti kesepakatan sekaligus berdiskusi langsung dengan Bupati dan jajaran terkait pengembangan fasilitas ini.

“Setelah proses hibah selesai, lahan akan kita atasnamakan BULOG, lalu kita mulai pembangunan fisiknya,” tegasnya.

Diakhir acara, Bupati Luwu melakukan penandatanganan naskah perjanjian hibah dengan Perum Bulog tentang hibah barang milik daerah Pemerintah Kabupaten Luwu kepada Perum BULOG berupa tanah dan bangunan yang berada diatasnya untuk pembangunan Sentra Penggilingan Padi dan penandatanganan berita acara serah terima hibah barang milik daerah Pemerintah Kabupaten Luwu kepada Perum Bulog.(Adv.jaya)