Teknik Pencegahan Longsor pada Tambang Bawah Tanah Oleh : Dede Farhan Aulawi

585

Bandung || faktaperistiwanews.co – Tambang bawah tanah merupakan metode penambangan yang dilakukan di bawah permukaan bumi dengan membuat lorong-lorong untuk mengakses dan mengambil mineral atau bahan galian. Meskipun metode ini memiliki keuntungan dalam hal efisiensi lahan dan dampak lingkungan di permukaan yang lebih kecil dibandingkan tambang terbuka, tambang bawah tanah memiliki risiko keselamatan yang tinggi, salah satunya adalah longsor atau runtuhan (ground fall). Longsor dalam tambang bawah tanah tidak hanya menyebabkan kerusakan material, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa pekerja. Oleh karena itu, penerapan teknik pencegahan longsor menjadi aspek krusial dalam operasi pertambangan bawah tanah.

Longsor di tambang bawah tanah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya :

  • Kondisi Geoteknikal Batuannya. Batuan dengan kekuatan rendah, retakan alami, atau adanya zona lemah seperti sesar dan rekahan dapat meningkatkan potensi runtuhan.
  • Desain Tambang yang Tidak Stabil. Dimensi lorong (stope, drive, shaft) yang terlalu besar tanpa penyangga yang memadai dapat menyebabkan atap runtuh.
  • Getaran dari Aktivitas Tambang. Ledakan (blasting) atau aktivitas alat berat yang tidak terkontrol dapat memicu ketidakstabilan massa batuan.
  • Kelembaban dan Infiltrasi Air. Air dapat melemahkan ikatan antar partikel batuan dan meningkatkan tekanan pori, sehingga mengurangi kestabilan massa batuan.
  • Kurangnya Monitoring dan Pemeliharaan. Kegagalan dalam mendeteksi retakan awal atau deformasi kecil dapat menyebabkan longsor besar yang tak terduga.

Teknik Pencegahan Longsor
Untuk mencegah longsor di tambang bawah tanah, berbagai teknik dapat diterapkan, baik dari sisi teknis maupun manajerial. Berikut beberapa pendekatan yang umum digunakan :

  1. Desain Tambang yang Aman
  • Perencanaan bentuk dan dimensi bukaan: Ukuran lorong harus disesuaikan dengan kondisi geoteknik batuan.
  • Penerapan metode penambangan yang sesuai, misalnya, metode room and pillar, cut and fill, atau sublevel stoping dapat dipilih berdasarkan karakteristik geologi dan kekuatan batuan.
  1. Sistem Penyanggaan (Ground Support)
    Penggunaan sistem penyangga merupakan teknik utama untuk menjaga kestabilan tambang. Beberapa jenis penyangga yang umum digunakan antara lain :
  • Rock bolt dan cable bolt, digunakan untuk mengikat lapisan batuan agar tetap stabil.
  • Shotcrete (semen semprot) dengan melapisi dinding dan atap lorong untuk memperkuat permukaan batuan.
  • Steel mesh dan penyangga baja untuk mencegah lepasnya fragmen batu kecil dari dinding.
  • Set kayu atau baja. Penyangga tradisional yang masih digunakan dalam kondisi tertentu.
  1. Monitoring dan Instrumen Pengawasan
    Sistem pemantauan digunakan untuk mendeteksi potensi longsor sejak dini :
  • Extensometer dan convergence meter untuk mengukur pergerakan batuan.
  • Seismik mikro untuk mendeteksi aktivitas retakan bawah tanah.
  • Georadar dan pemindaian laser untuk memetakan perubahan geometri lorong.
  • Pemasangan kamera atau sistem inspeksi visual otomatis untuk pengawasan real-time.
  1. Manajemen Air Tambang
  • Sistem drainase untuk mencegah genangan air dan tekanan air pori.
  • Grouting atau injeksi semen untuk menutup rekahan dan mencegah infiltrasi air.
  • Pemompaan aktif untuk menjaga kondisi kering di dalam lorong tambang.
  1. Pelatihan dan SOP K3
  • Pekerja tambang harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal longsor seperti suara retakan atau perubahan bentuk lorong.
  • SOP keselamatan seperti evakuasi darurat, penggunaan APD, dan pengecekan berkala harus dijalankan secara konsisten.

Dengan demikian, longsor pada tambang bawah tanah merupakan salah satu risiko terbesar dalam dunia pertambangan yang dapat mengakibatkan kerugian besar, baik materiil maupun nyawa manusia. Oleh karena itu, pendekatan preventif yang komprehensif sangat penting untuk menjamin keamanan dan kelangsungan operasional tambang. Penggabungan antara desain yang tepat, teknologi penyangga modern, sistem monitoring aktif, serta manajemen keselamatan kerja yang disiplin merupakan kunci utama dalam pencegahan longsor tambang bawah tanah.(Red)